Sushi (鮨, 鮓) adalah makanan Jepang yang
terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut,
daging, sayuran mentah atau sudah dimasak
Nasi sushi mempunyai rasa masam
yang lembut karena dibumbui campuran cuka beras, garam, & gula
Sejarah Sushi
Konon kebiasaan mengawetkan ikan
dengan menggunakan beras dan cuka berasal dari daerah pegunungan di Asia
Tenggara.
Dasar ilmiah di balik proses
fermentasi ikan yang dikemas di dalam nasi ialah bahwa cuka yang dihasilkan
dari fermentasi nasi menguraikan asam amino dari daging ikan. Hasilnya ialah
salah satu dari lima rasa dasar, yang disebut umami dalam bahasa Jepang
Pada zaman dulu, orang Jepang
mungkin kuat makan karena sushi selalu dihidangkan dalam porsi besar. Sushi
sebanyak 1 kan (1 porsi) setara dengan 9 kan (9 porsi) sushi zaman sekarang,
atau kira-kira sama dengan 18 kepal sushi (360 gram). Satu porsi sushi zaman
dulu
Pada masa itu, teknik
pendinginan ikan masih belum maju. Akibatnya, ikan yang diambil dari laut
sekitar Jepang harus diolah lebih dulu agar tidak rusak bila dijadikan sushi.
Sampai tahun 1970-an sushi masih
merupakan makanan mewah. Rakyat biasa di Jepang hanya makan sushi untuk
merayakan acara-acara khusus, dan terbatas pada sushi pesan-antar.
Walaupun rumah makan kaitenzushi
yang pertama sudah dibuka tahun 1958 di Osaka, penyebarannya ke daerah-daerah
lain di Jepang memakan waktu lama. Makan sushi sebagai acara seluruh anggota
keluarga terwujud di tahun 1980-an sejalan dengan makin meluasnya kaitenzushi.
Keberhasilan kaitenzushi
mendorong perusahaan makanan untuk memperkenalkan berbagai macam bumbu sushi
instan yang memudahkan ibu rumah tangga membuat sushi di rumah. chirashizushi
atau temakizushi dapat dibuat dengan bumbu instan ditambah nasi, makanan laut,
tamagoyaki dan nori
Jenis Janis
Sushi
Nigirizushi
Makanan laut segar (biasanya
mentah) diletakkan di atas nasi yang dibentuk dengan menaruh nasi di telapak
tangan yang satu dan membentuknya dengan jari-jari tangan yang lain. Nori
sering dipakai untuk mengikat neta agar tidak terlepas dari nasi. Lauk yang
diletakkan di atas sushi juga bisa dalam keadaan matang seperti tamagoyaki atau
belut unagi dan belut anago yang sudah dipanggang
Makizushi
Sushi berupa gulungan nasi
berisi potongan mentimun, tamagoyaki dan neta lain yang dibungkus lembaran
nori. Nasi digulung dengan bantuan sudare (anyaman bambu bentuk persegi
panjang).
Makizushi dibagi menjadi:
Hosomaki: gulungan berdiameter
minimum 3 cm hanya berisi satu jenis neta (misalnya mentimun atau tuna)
Futomaki: gulungan berdiameter
di atas 5 cm berisi berbagai macam neta.
Temakizushi: nasi digulung
sendiri dengan nori sebelum dimakan, neta juga dipilih sendiri dari piring.
Chirashizushi
Nasi sushi dimakan bersama neta
berupa makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong kecil-kecil. Nasi sushi
tidak dibentuk melainkan diisikan ke dalam wadah dari kayu, piring atau
mangkuk. Chirashizushi merupakan salah satu masakan rumah yang populer di
Jepang untuk memperingati hari-hari istimewa seperti ulang tahun anak-anak dan
perayaan Hina Matsuri.
Oshizushi
Nasi disusun bersama neta yang
dipres untuk sementara waktu dengan maksud memadatkan nasi agar sushi yang
dihasilkan berbentuk persegi panjang yang lalu dipotong-potong agar mudah
dinikmati. Oshizushi ada juga yang dibungkus daun bambu lalu dipres untuk sementara
waktu, antara beberapa jam sampai satu malam.
Narezushi
Sushi zaman kuno adalah ikan
yang dilumuri garam dan nasi, lalu dibiarkan hingga terfermentasi. Ada pula
narezushi yang ditambah ragi untuk membantu proses fermentasi
Inarizushi
Nasi sushi dibungkus aburage
yang sebelumnya sudah dimasak bersama kecap asin dan gula. Inarizushi tidak
berisi ikan atau lauk lain karena aburage sudah merupakan sumber protein
Istilah Khusus
Seputar Sushi
Restoran sushi atau sushi bar di
Jepang mempunyai istilah-istilah khusus yang memiliki arti lain dalam bahasa
Jepang standar
Agari (teh hijau)
Otesho (kecap asin)
Kappa (mentimun)
Gari (asinan jahe)
Gyoku (tamagoyaki atau
dashimaki)
Kusa (nori)
Gunkan (sushi yang dikelilingi
oleh nori)
Shari (nasi untuk sushi)
Tsume atau nitsume (saus kental
rasa manis-asin yang dioleskan pada anago, kerang hamaguri atau neta sejenis
yang rasanya hambar)
Toro (bagian perut ikan tuna),
dibagi-bagi lagi menurut kadar lemak: ootoro dan chutoro
Namida atau sabi (wasabi)
Haran atau baran (daun hijau
penghias sushi, sekarang dipakai daun plastik)
Murasaki (kecap asin)
Aturan makan
Sushi :
- Saat mengambil sushi, gunakan
sumpit atau jari.
- Celupkan ikan ke dalam
shoyu(kecap jepang), tapi jangan sampai mengenai nasinya. Jangan terlalu banyak
menggunakan shoyu.
- Masukkan semua sushi ke dalam
mulut dengan menyentuhkan ikan ke lidah.
- Gunakan ujung sumpit yg tumpul
saat mengambil makanan dari piring bersama.
- Selesai makan, putar hashioki
(tempat menaruh sumpit) dengan sumpit. Lalu, tempatkan sumpit perlahan di
samping botol shoyu, berhadapan paralel dengan bar sushi.
Hal hal yg
tidak boleh dilakukan :
- Menggesekkan sumpit bersamaan
untuk melepaskan serpihannya. Ini bisa dianggap kasar.
- Menggigit sushi
setengan-setengah dan meletakkan sisanya di piring.
- Memakan acar jahe (gari)
terlebih dahulu sebelum memakan habis sushinya.
- Nikmatilah acar jahe bersamaan
potongan susi sebagai pembersih langit-langit mulut.
- Mencelupkan semua bagian nasi
pada sushi ke damal shoyu karena aka membuat nasi sushi rontok.
- Memasukkan wasabi ke dalam
shoyu. Wasabi harusnya dinikmati bersamaan dan dimasukkan ke dalam sushi.
- Menyerahkan uang kepada koki
sushi. Koki restoran sushi tidak pernah menyentuh uang saat sedang bekerja
Evolutions Backlinks ™
URL |
Code For Forum |
HTML Code |